BERANDA PARA PENGEMBARA KEHIDUPAN

Kehidupan adl proses pembelajaran tanpa henti,proses demi proses di lewati,kejadian demi kejadian di alami,rasa yg muncul pun silih berganti,semuanya mewarnai kanfas kehidupan ini,beragam warna yg ada menjadikan lukisan ini mjd indah dlm sebuah harmonisasi mahakarya sempurna,sebuah seni yg maha apik dirancang sang maha kreatif,mari kita memberi judul tiap gambar yg kita buat dg memberikan makna dan hikmah dari tiap kisahnya,agar pengembaraan kita memberi makna,mari melukis di kanfas kehidupan....

Selasa, 27 April 2010

HIDUP ADL ANUGERAH

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang pacar, suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat dipanggil Tuhan.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu

Hidup adalah semata-mata untuk mengasihi, dikasihi dan saling berbagi kasih..

Kamis, 22 April 2010

Puisi utk suami tercinta

Sebagai seorang wanita yang bergelar isteri takhta ibu sebagai tempat pertama yang perlu dihormati telah bertukar kepada suami... memang sebak hati ibu untuk menerima keadaan ini. Tapi itulah hakikat yang mana ibu kita pun telah melalui situasi seperti ini suatu ketika dulu... tapi ini tak bererti kasih sayang kita kepada ibu juga telah berkurangan. Malah ia tetap utuh dan semakin bertambah tambahan pula bila kita juga sudah bergelar ibu.

Dan wahai para suami gunakanlah kuasa yang telah bertukar tangan itu untuk kau jadikan wanita iaitu isterimu sebagai seorang yang paling istimewa dihatimu. Hargailah mereka, kasihilah mereka, kasihanilah mereka, didiklah mereka dan ucapkanlah apa saja yang boleh melembutkan hati mereka. Pasti mereka akan menghadiahkan pusi ini untukmu.....


WAHAI SUAMIKU........


Wahai Suamiku,,, Sepertinya,suami adalah,
Bila dipandang tak menyakiti
Bila dilirik, manis sekali,
Bila tertawa ada yang menemani,
Bila menangis ada yang menaungi,

Tegurannya membukakan hati,
Ucapannya ubat pelipur hati.
Hasratnya selalu menyayangi,
Dan kasih Sayangnya tak bertepi


Wahai suamiku..
Datanglah..
Masuklah dalam rumah bilik yang indah ini,
Walaupun tak berharta, tapi ianya menentramkan hati..

Wahai suamiku..
Duduklah dikerusi ini,
Walaupun bukan dari jati, tapi dudukmu dapat menghilangkan kepenatan sehari.

Wahai suamiku..
Marilah kubukakan sepatu dan pakaianmu,
Walaupun tangan- tangan ini tak selembut bidadari, tapi mudah2 an dapat melonggarkan jasmani..

Wahai suamiku..
Minum dan teguklah air jernih ini,
Mungkin tak sesegar air pegunungan tapi Insya Allah dapat melenyapkan dahaga..


Wahai suamiku..
Duduklah di kerusi ini, dan mari kutemani engkau makan,
Mungkin makanan ini tak selazat seperti direstoran2 mahal dikota, tapi kebaikan dan kehalalannya telah teruji..

Wahai suamiku..
Kenyangkah dirimu.. segarkah dirimu..
Mintalah apa yang kau mau ..

Wahai suamiku..
Bila sakit hati menerpamu,
Berilah ampun pada diri ini,
Tanpa ampunan mu, sengsaralah diri ini..
Berjuta-juta malaikat mengutuk ku tanpa henti ..

Wahai suamiku..
Bila pedih menghampirimu..
Marilah… rebahlah dalam bahuku ini
letakkanlah kepalamu disisiku, menangislah.. mudah2an bahu kecil ini dapat meringankan kepedihanmu..

Wahai suamiku..
Bila marah menerjangmu,
Pandangilah diriku, kutundukan mata ini seraya meminta ampunan dari mu..

Wahai suamiku,
Jika kau berikan harta kepadaku,
Alhamdulilah, seraya berucap pada AllahurRabbi, berkatilah rezeki ini dan cukupkanlah hamba atasnya..

Wahai suamiku,
JIka kau nyatakan kesulitan di hadapanku..
Ingin secepatnya ku peluk dirimu, seraya berkata, jangan sedih suamiku, Mari kita ringankan kesulitan itu…
Setelah kesulitan pasti ada kemudahan..


Wahai suami ku..
Apapun yang kan kulakukan, asalkan jalan pada Allah yang sebenarnya,
Redha mu mempermudah Redha Allah pada ku,
Syurgaku ada di bawah naunganmu..

Peganglah erat2 tangan ini, umpama tangan ini tercipta untuk membantumu..
Tataplah mata ini seraya menyajikan lautan kedamaian..
Senyumlah, karena diriku tak rela sekejap pun terhalang dari mu..
Bawalah diriku kemana kau tuju..
Sertakan diriku disetiap langkahmu..
Kepada Allah lah kita menuju..
Ampunilah daku suamiku......


Isterimu...

Kata_kata......

-Kita tidak dapat memperoleh pikiran yang damai kecuali kita dapat berhubungan dengan Sumber kedamaian yang ada di dalam diri kita. Damai yang kamu miliki dalam dirimu, dan jika kamu mencarinya di luar, kamu tidak akan pernah menemukannya.
-Segala sesuatu merupakan suatu kebiasaan. Kita mempelajari cara keariefan yang merupakan cara kelenturan. Apabila kita terbiasa dengan kelenturan, maka (kita) terbiasa dengan berbagai perubahan dadakan, kita terbiasa dengan tindakan segera, tindakan spontan, bukan tindakan prasangka, itulah cara yang terbaik.
-Janganlah merasa terlalu kecewa, tetapi jalanilah hidup setiap saat dengan sepenuh hati kamu. Apapun yang mesti kamu lakukan, lakukan dengan kebaktian penuh. Miliki iman pada Tuhan dan rencana agung seluruh alam semesta.
-Jika kita melayani dengan penyerahan penuh (bhakti), kita selamanya terpuaskan, dan merasa terpenuhi. Kita tidak akan berpikir untuk meminta apapun, karena kita merasa bahwa kita memiliki segala sesuatu dalam kelimpahan.

Minggu, 11 April 2010

SIAPAKAH AKU?WHO I AM?

Siapakah aku yang sebenarnya, kita selama ini kan bisanya hanya mengaku-aku, inilah aku, ini mobilku, ini rumahku, ini anakku dll….

Kalo kita mengira bahwa aku ini ya tubuh ini lengkap dengan otak dan pikiran kita….eitsss…tunggu dulu, kalo misalnya aku mati, siapakah yang mati???? Yang mati itu kan tubuhku, bukan aku…. lho dimanakah aku, siapa aku sebenarnya???

Kita sering mengalami sakit, ya karena sering mengaku-aku itu sebenarnya, coba anda perhatikan beda sopir angkot dan seorang BOSS Besar dalam mengendarai kendaraannya. Si sopir angkot dalam mengendarai mobilnya enjoy aja lagi…. mobilnya kesrempet kendaraan lain misalnya… cuek aja… nggak jadi beban. Sebaliknya si BOSS tadi… baru mau keluar garasi rumahnya, hati-hatinya bukan main, takut kalo mobilnya nyrempet pagar kaleee. … eh begitu sampai dijalan ujung gang, tiba-tiba ada bajaj nyeruduk mobilnya…. aduh…. mobilku, … teriaknya. Nah lho yang ketabrak mobilnya, kok yang kesakitan dianya.

Hati-hati…. kalo kita sudah mencintai sesuatu….bersiap-siaplah karena kita akan disakiti oleh sesuatu itu. SIAPAKAH AKU INI ????????????? (tunggu artikel kami berikutnya, beserta cara melatih diri untuk lebih mengenal sang aku

Nuwun Wass

ttg reinkarnasi

Pertanyaan:

Dh Pak Sangkan,
Salam kenal pak,

Perkenalkan, saya anggota milis Dzikrullah, cuman pengen nanya per
japri ... berkaitan dengan roh & jiwa, kita memang terbatas sekali
pengetahuan tentang roh, dan memang sesuai firman Allah kita diberi
pengetahuan ttg roh sedikit sekali (mungkin hamba Allah yang
terpilih sajalah yang bisa tahu lebih banyak).

Dalam agama lain mengenal tentang adanya reinkarnasi, bagaimana
menurut Islam Pak??? Setahu saya di Quran dan Hadits tidak
dijelaskan ttg reinkarnasi dan juga tidak membantahnya. Apakah bener
begitu??? Mohon koreksi & penjelasan jika ini keliru.

Terima kasih banyak Pak..

Wassalamualaikum...
Rafiudayyin
Surabaya

--------------------------------------------------------------------
Jawaban:

From: sangkan <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tue Oct 10, 2000 6:00am
Subject: RE: Reikarnasi u/ Sdr. Rafiudayyin
Assalamu'alaikkum warahmatullahi wabarakaatuh

Sdr. Rafiudayyin & anggota Dzikrullah Yth,

Saya akan bercerita tentang pemahaman reinkarnasi agar kita menjadi
jelas :

"Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dengan
meninggalkan pakaian lama, begitu pula, sang roh menerima badan-
badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan tua yang
tidak berguna lagi" (Bhagavad-gita 2.22)
Srimad-Bhagavatam, tersusun tiga ribu tahun sebelum masa ovid,
berisi cerita istimewa berikut yang mengungkapkan prinsip-prinsip
reinkarnasi dalam pelaksanaan dengan cara mengesankan. Maharaja
Bharata, seorang raja yang mulia dan suci di India, terpaksa
menjelma satu kali didalam badan sesekor rusa sebelum mencapai
bentuk manusia lagi karena ikatan yang sangat keras terhadap seekor
rusa.

Maharaja Bharata adalah seorang Maharaja yang bijaksana dan
berpengalaman, dan orang dapat berpikir bahwa dia akan memerintah
selama beratus-ratus tahun, tetapi pada waktu beliau masih muda,
beliau melepaskan ikatan terhadap segala sesuatu --permaisuri,
keluarga, dan kerajaan yang luas, lalu dia pergi kehutan. Dengan
melakukan demikian, beliau mengikuti nasehat para resi yang mulia
dari jaman purbakala, yang menganjurkan supaya orang mempersembahkan
bagian terakhir dari hidupnya untuk keinsyafan diri.

Maharaja mengetahui bahwa jabatannya sebagai seorang raja yang besar
bukanlah kedudukan yang kekal, karena itu, beliau tidak berusaha
duduk diatas tahta kerajaan sampai meninggal. Bagaimanapun juga,
badan raja pun akhirnya menjadi abu, debu atau makanan untuk ulat
dan binatang yang lain. Tetapi didalam badan ada roh yang tidak
termusnahkan, sang diri yang sejati. Melalui proses Yoga sang diri
dapat disadarkan terhadap identitas rohaninya yang sejati. Setelah
sang roh menjadi sadar akan identitas rohaninya yang sejati, ia
tidak perlu menjalani masa tahanan lagi didalam badan jasmani.

Maharaja mengerti tujuan hidup yang sejati, yakni membebaskan diri
dari peredaran reinkarnasi, karena itu beliau berjalan ke tempat
suci bernama pulaha asrama, dikaki pegunungan Himalaya, disana bekas
raja itu tinggal sendirian di hutan di tepi sungai Gandaki. Maharaja
tidak memakai pakaian kerajaan lagi melainkan dia hanya memakai
pakaian terbuat dari kulit rusa.

Pada suatu hari, Bharata sedang bersemadi dekat tepi sungai, lalu
seekor rusa betina datang kesana untuk minum air. Pada saat rusa
betina itu sedang minum air, tiba-tiba ada seekor harimau dihutan
dekat tempat itu, mengaum dengan keras. Rusa itu sedang bunting, dan
begitu dia dengar takut sekali, untuk kemudian melompat dan berlari
dari sungai, seekor anak rusa gugur dari kandungannya jatuh kedalam
air yang mengalir cepat. Rusa betina itu gemetar karena merasa takut
dan lemah karena keguguran. Rusa betina itu kemudian masuk goa, dan
beberapa waktu kemudian mati. Bharata melihat anak rusa itu terapung
di sungai, dan dia merasa kasihan. Bharata mengangkat binatang itu
dari air, dan oleh karena dia mengetahui bahwa anak rusa itu tidak
mempunyai induk, kemudian dia bawa anak rusa itu ke asramanya.
Perbedaan jasmani tidak ada artinya dari segi pandangan seorang
rohaniawan yang bijaksana: oleh karena Bharata sudah insyaf akan
dirinya, ia melihat semua makhluk hidup dengan pandangan yang sama,
dengan mengetahui bahwa roh dan roh yang utama (Tuhan Yang Maha Esa)
berada didalam badan semua makhluk. Setiap hari ia memberikan rumput
segar kepada anak rusa itu sebagai makanan dan berusaha menyenangkan
hatinya. Akan tetapi, sesudah beberapa waktu, ikatan kuat terhadap
rusa itu mulai timbul didalam hatinya. Dia berbaring bersama anak
rusa itu, berjalan dengan anak rusa, mandi bersama-sama. Apabila dia
ingin masuk hutan untuk mengumpulkan buah, bunga dan akar, dia
membawa anak rusa itu bersama dirinya. Karena dia takut bahwa kalau
anak rusa itu ditinggalkan, anak rusa itu akan dibunuh oleh anjing,
serigala atau harimau.

Bharata senang sekali melihat anak rusa itu melompat dan bermain-
main di hutan seperti anak. Kadang-kadang dia membawa anak rusa itu
diatas bahunya, hatinya begitu penuh dengan kasih sayang terhadap
anak rusa itu sehingga dia memangku rusa itu pada waktu siang, dan
pada waktu tidur, rusa itu tidur diatas dadanya, setiap hari dia
memeluk rusa itu dan kadang-kadang menciuminya. Dengan demikian,
hatinya menjadi terikat terhadap rusa itu dalam kasih sayang.

Akan tetapi, walaupun Bharata menyadari pertimbangan tersebut, dia
berfikir dalam hatinya, "karena rusa ini telah berlindung kepada
saya, bagaimana mungkin saya alpa akan rusa itu? Walaupun rusa itu
mengganggu kehidupan saya, saya tidak dapat mengabaikan dia. Kalau
saya acuh terhadap makhluk tak berdaya yang telah berlindung kepada
saya, maka itu akan menjadi kesalahan besar"

Pada suatu hari Bharata sedang semedi, dan seperti biasa dia mulai
memikirkan si rusa dan tidak berfikir tentang Tuhan. Konsentrasinya
terputus, dan dia memandang kesana kemari untuk melihat dimana anak
rusa, dan dan ketika dia tidak dapat menemukan rusa itu, pikirannya
menjadi goyah, bagaikan orang pelit yang telah kehilangan uangnya.
Dia bangun dan mencari-cari didaerah sekitar asrama-nya. Tetapi rusa
itu tidak dapat diemukan dimana-mana.

"Bharata berfikir," kapan rusaku kembali? Apakah dia selamat dari
harimau dan binatang lainnya? Kapankah saya akan melihat si rusa
sekali lagi mengembara di tamanku dan makan rumput hijau yang segar?
Bharata tidak menahan dirinya. karena itu, ia keluar mencari rusa
itu. Dengan mengikuti jejak telapak kakinya. Dalam kegilaannya,
Bharata mulai bicara dengan dirinya sendiri: "makhluk itu begitu
tercinta sehingga saya berpikir seolah-olah saya kehilangan anakku
sendiri. Oleh karena demam kerinduan yang membakar didalam hatiku,
saya merasa seolah-olah berada di tengah-tengah kebakaran yang
berkobar di hutan, sekarang hatiku berkobar dengan api keduka-citaan"

Bharata sangat bingung mencari rusa yang hilang di jalan-jalan yang
berbahaya di hutan, dan tiba-tiba dia jatuh dan mendapat luka parah.
Bharata tergeletak di sana pada saat hampir meninggal, dan dia
melihat bahwa rusa nya tiba-tiba muncul dan duduk di sisinya,
menjaga dirinya seperti putra mencintai ayahnya. Demikian, pada saat
menemui ajalnya, pikiran sang Raja Bharata berpusat sepenuhnya
kepada rusa itu.

Dari Bhagavad-gita kita dapat belajar, keadaan manapun yang di ingat
seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah
yang akan dicapainya ... dalam penjelmaan berikutnya, maharaja
Bharata masuk ke dalam tubuh seekor rusa. kebanyakan mahluk hidup
tidak mengingat penjelmaannya yang lalu, tetapi oleh karena kemajuan
rohani yang telah di capai sang raja dalam penjelmaan sebelumnya,
walaupun dia didalam badan seekor rusa, dia dapat mengerti mengapa
ia lahir dalam badan itu. Dia mulai menyesal "saya telah
meninggalkan keluarga dan kerajaan lalu pergi ke tempat sunyi di
hutan untuk bersemadi, dan di tempat itu saya merenungkan Tuhan yang
menguasai alam semesta. Tetapi oleh karena kebodohan saya, ... saya
membiarkan pikiran menjadi terikat kepada ... anehnya ... seekor
rusa. Sekarang saya telah menerima badan seperti itu sesuai dengan
peraturan. Tiada orang yang dapat selain diriku sendiri.

Bharata sudah mendapat pelajaran yang berharga, karena itu walaupun
dia sudah menjadi rusa, dia dapat melanjutkan kemajuannya dalam
keinsyafan diri. Dia menjadi lepas dari segala keinginan material.
Dia tidak lagi memperdulikan rumput hijau yang enak, ataupun
memikirkan panjang tanduknya. Begitu pula, ia meninggalkan pergaulan
dengan segala rusa, jantan maupun betina, meninggalkan ibunya di
pegunungan Kalanjara, tempat lahirnya. Ia kembali ke pulaha-asrama,
tempat ia telah mempraktekkan semedi didalam penjelmaan yang lalu.
Tetapi kali ini dia hati-hati supaya tidak pernah lupa kepada
kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Ia tinggal dekat asrama orang-orang
suci dan resi-resi yang mulia, dan menghindari segala hubungan
dengan orang duniawi, hidup dengan sederhana sekali, dan hanya makan
daun yang keras dan kering. Pada saat meninggal, Bharata
meninggalkan badan rusa, dan dengan suara keras ia mengucapkan doa
berikut

"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber segala pengetahuan,
penguasa seluruh ciptaan, dan roh yang utama didalam hati setiap
makhluk hidup."

Dalam penjelmaan berikutnya, maharaja Bharata lahir dalam keluarga
seorang Brahmana yang suci dan murni, dan didalam penjelmaan itu dia
bernama Jada Bharata. Atas karunia Tuhan, sekali lagi dia dapat
ingat kepada penjelmaan-penjelmaan yang lalu ...

Ilustrasi diatas saya kutib dari sebuah kitab yang dikarang oleh Om
Visnupada, sebagai arahan untuk mengerti apa itu reinkarnasi ...

Didalam diri manusia ada roh pribadi yang abadi, tidak mati, namun
bukan berarti kita akan hidup seperti yang digambarkan oleh Om
Visnupada, sebab pendapat ini terdapat kelemahan yang akan timbul.
Bagaimana halnya orang yang sudah sampai moksa, ... mencapai
tuhan ... karena baginya tidak akan mengalami reinkarnasi lagi. Jika
demikian halnya roh-roh orang yang hidupnya bersih, sebagai resi,
pendeta yang tidak terikat oleh alam nafsunya, maka ia akan kembali
kepada roh utama (Tuhan Yang Maha Esa), maka jika hal ini terjadi
populasi manusia akan berkurang...

Anggaplah pada suatu zaman nabi Adam ada sepuluh orang yang
dilahirkan oleh beliau, diantaranya ada yang baik dan ada yang
jahat ... kalau jumlah yang baik itu ada lima orang maka yang lima
lagi akan reinkarnasi ... menjadi binatang ... atau tergantung
kecintaannya kepada materi dia akan menjelma. Dan jika didalam
penjelmaannya dia ternyata menginsyafi dirinya akan kesalahan,
sebagaimana raja Bharata menginsyafi kesalahannya, maka mereka akan
kembali sebagai manusia suci dan akan mati sebagai orang suci yang
tidak kembali mengalami reinkarnasi. Artinya lama-kelamaan roh akan
habis di karenakan roh itu kembali kepada roh Utama (Tuhan Yang maha
esa)

Ada sebagian orang mengutip Al Qur'an untuk mendukung ajaran
reinkarnasi yang sekarang lagi semarak, didalam surat Al Baqarah :28

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu
Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan di hidupkan-Nya
kembali, kemudian kepada-Nya lah kamu di kembalikan."
Pada awalnya manusia tidak ada (mati) ... lalu Allah menciptakan
manusia dari sari/ekstrak alam kemudian menghembuskan roh dari-Nya
kedalam tubuh (lihat Al hijir 28-29) dan ia menjadi hidup ...
didalam alam rahim ... kemudian ia melepaskan dari ikatan alam rahim
menuju alam dunia ... kemudian ia melepaskan dari ikatan alam
dunia ... menuju alam barzah ... kemudian ia melepaskan alam barzah
menuju alam syurga atau neraka, kemudian ia melepaskan kembali
menuju Allah Azza wajalla. (bisa di baca dalam tafsir Shafwatut
Tafaasir, karangan Prof Ali As Shabuni, Beirut)

Bandingkan dengan pendapat tentang reinkarnasi, didalam ajaran
reinkarnasi, jika ia masih terikat oleh kehidupan alam materi, maka
ia akan menjalani kehidupan pada apa yang ia pikirkan, misalnya
kepada binatang: kuda, tumbuhan, dll. Sebaliknya didalam Islam jika
manusia terikat oleh alamnya (hubbud dunya cinta dunia) maka ia akan
tertolak kembali kepada Allah, ... rohnya tetap pada kesadaran
sebagai manusia namun roh yang tersiksa oleh karena Tuhan
menolaknya, ... dan keadaan ini disebut siksa atau kesengsaraan alam
barzah (siksan kubur). Ia tidak menjelma menjadi binatang, akan
tetapi ia hanya terikat oleh karena masih cinta kepada binatang atau
dunia yang dipikirkannya ... memang pendapat ini hampir sama,
perbedaannya adalah jika pada reinkarnasi terikat kepada dunia akan
menimbulkan jelmaan makhluk baru, sedangkan dalam Islam
keterikatannya kepada alam ,ia akan terhalang menuju Tuhannya, namun
ia tidak menjelma sebagai alam ... kesamaanya adalah keabadian
roh, ... perbedaannya roh manusia bagi Hindu adalah roh Tuhan yang
menitis menjelma sebagai manusia.(emanasi), hal ini di idealisasikan
kepada Sri Krisna, dimana orang banyak menyembah Sang Krisna sebagai
perwujudan Tuhan, sebab jika manusia sudah terlepas dari keterikatan
pada dunia materi, maka ia adalah Tuhan itu sendiri yaitu roh utama,
atau sukma kawekas ...

Dan itulah kira-kira yang banyak mempengaruhi sufisme di Jawa dan di
India yang mengaku Anal Haq (Akulah kebenaran/Tuhan)

Demikan uraian saya masalah reinkarnasi, ... dan saya mohon maaf
kepada saudaraku yang beragama Hindu. Bukan saya mengusik faham yang
anda yakini, akan tetapi saya akan menjelaskan kepastian pendapat
untuk membedakan agama Islam dan Hindu ... jadi biar tidak simpang
siur ... Islam adalah Islam, Hindu adalah Hindu. Karena saya sadar
pengetahuan masalah reinkarnasi banyak tidak dijelaskan oleh ulama
kami, padahal di Jawa pengetahuan ini sudah menjadi budaya
masyarakat. dengan adanya istilah menitis atau ketitisan roh ...

Saya juga minta maaf juga kepada saudaraku, yang telah meminta saya
untuk menjelaskan masalah reinkarnasi ini, karena
tulisannya 'kebanyakan', ...mudah-mudahan tidak menjadikan anda
jenuh ....

Wassalamu'alaikkum warahmatullahi wabarakaatuh

Abu Sangkan

"Ya Allah, Ajari Kami Untuk Selalu Ingat Kepada-Mu, Bersyukur &
Khusyu' Beribadah" (Al Hadits)

10 KESALAHAN YANG TERKADANG DILAKUKAN ISTRI

sebuah kisah nyata pertengkaran hebat suami istri yg gak sepantasnya
dicontoh...apalagi melibatkan anak2 ...
mohon dijadikan pelajaran..

Begini ceritanya...
Ratna adalah seorang ibu rumah tangga yg selalu setia pd suaminya..dia selalu
menunggu kedatangan suaminya pulang dr kantor utk menyambutnya dgn cinta dan
kasih sayang....
suatu hari, ratna ingin memasakkan makanan istimewa utk suaminya..dia
menelpon Handphone sang suami utk menanyakan apa makanan yg diinginkan nya
hari ini..
Aahh...ternyata pulsa ratna habis...
dia berteriak pd tono, anaknya yg lagi maen PS di lantai atas..
Ton...tolong telponin HP Papa mu, pulsa mama habis nih...bilang Papa, "Mama
nanyain mo makan apa papa hari ini..."
"iya ma..." jawab tono...

Tak lama kemudian tono turun...
"udah 3 kali tono telpon..papa gak jawab ma..yg jawab malah cewek" ujar tono..
muka ratna merah padam..tapi dia berusaha menahan kemarahan di depan
anaknya..
"ya sudah kamu naik ke atas" katanya..

sore sang suami pulang..
tanpa ba...bi...bu... ratna lsg memukulnya dengan sapu di rumah..
tanpa ampun..
sang suami berteriak teriak kesakitan...
ratna tdk peduli lagi , kemarahannya memuncak....
para tetangga berdatangan dan melerai...
pak RT juga datang..
setelah disabarkan.. ratna menanyakan pada suaminya..siapa wanita yg
diselingkuhinya..
sang suami membantah...mereka saling tuduh..
Akhirnya tono dipanggil. "Ini saksinya..anakmu...3 kali dia menelpon hp
mu...yg jawab pelacurmu itu.." ujar ratna kasar...
"Bilang ton....apa bener kamu denger cewek ngangkat hp papa... !!!!"
"i..i..i..yaaa.. pa..."
"Hahh...bohong kamu,...!!!!!!..emang cewek itu bilang apa ?"...
Di..di....di..aa bilang...:
"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar servis
area..cobalah beberapa saat lagi...."

*******************************************************

Membaca kisah di atas, mungkin kita (para ibu2/istri) tertawa/ senyum2 sendiri. Mungkin banyak kejadian2 lain di dalam rumah tangga yang tanpa kita sadari adalah kesalahan kita sendiri.
Catatan ini bukan bermaksud mengurui hanya sekedar saling mengingatkan.
Karena kita adalah matahari dalam rumah kita yang selalu menyinari dan memberikan semangat para penghuninya.
Walau ada pepatah mulia yang mengatakan "surga ada di bawah telapak kaki ibu", tapi kita menyadari ibu adalah manusia biasa yang bisa salah dan khilaf.

Diantara kesalahan-kesalahan yang terkadang dilakukan seorang istri sebagai berikut:

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna

Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)

Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala telah tetapkan untuknya.

Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:

1. Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
2. Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
3. Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah
4. Lalai dalam melayani suami
5. Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
6. Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
7. Keluar rumah tanpa izin suami
8. Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.

Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami

Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.

Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.

Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga 'pernikahan antar keluarga'. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. Tidak menjaga penampilan

Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.

Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih

Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.

Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona'ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.

Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih."

6. Mengingkari kebaikan suami

"Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka."

Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.

Ajaib� !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?

"Karena kekufuran mereka," jawab Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?

Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).

Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!

Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita� kita saling introspeksi � apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?

Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya� maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Bertobat� satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan� masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu� bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?

"Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): "Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami." (HR. At Tirmidzi, hasan)

Wahai saudariku, mari kita lihat� apa yang telah kita lakukan selama ini � jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri� jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya� tentu sudah Engkau ketahui.

Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.

"Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu." (HR.Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan

Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." [Al Baqarah: 264]

Abu Dzar radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih."

Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali." Lalu Abu Dzar bertanya, "Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. " [HR. Muslim]

8. Sibuk di luar rumah

Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.

Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika ini terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. Cemburu buta

Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.

Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.

Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.

10. Kurang menjaga perasaan suami

Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya

berterimakasih lah pd org2 yg menyakiti anda

Halo Semua pembaca blog ataupun yang baru mampir.. Pakabarnya? Wah, senang sekali saya akhir-akhir ini, blog antonhuang.com ini, blog sharing motivasi dan inspirasi bisnis, cerita motivasi, kata-kata mutiara, kata bijak,cerita bijak, cerita hikmah, kata motivasi dan cerita seru, xxx files, ini meningkat kunjungannya. Jumlah visit perhari ke webblog ini tembus di atas 200 visits per hari. Yah, ini kegembiraan buat saya, karena goalsetting saya untuk jumlah visit tembus > 200 per hari, selama beberapa bulan kemarin berkisar 100an visits. Ini semua berkat para pembaca, terima kasih saya ucapkan. Mungkin bagi banyak orang yang webnya rame, ada yang bahkan sampe ribuan visits per hari, visits saya yang 200an per hari ini masih kecil, saya berterimakasih pada web yang rame itu, karena jadi motivasi buat saya untuk selalu meningkatkan jumlah visits dengan meningkatkan mutu isi webblog ini (Maklum, saya gaptek soal internet dan pemrograman web, hehe… jadi kurang mengerti tentang SEO web, saya belajar autodidak aja.., sambil nyontek kanan kiri dengan blog-blog yang tingkat kunjungannya rame yang mau membagikan ilmu-ilmunya pada saya. Ehmmm… kalo soal belajar, ada banyak tempat belajar, belajar apapun itu. Ada banyak orang tempat kita bisa belajar. Kita bukan cuma bisa belajar dari seorang professor, kita pun bahkan bisa belajar pada orang-orang yang sudah menyusahkan kita, pada orang-orang yang sudah menyakiti kita. Saya sendiri (anton huang…) mendapatkan pelajaran tentang properti ketika berurusan dengan seseorang yang rasanya waktu itu sakit menyebalkan, menyakitkan saya. Sebuah pelajaran berharga tentang jual beli properti saya dapatkan dari orang ini. Nah, ini ada catatan harian seorang tokoh sukses yang bernama Gede Prama (bukan saya loh, masih jauh dari sukses….). Catatan Harian Gede Prama ini mengingatkan lagi bahwa kita bisa belajar banyak justru pada orang-orang yang mungkin terasa menyakitkan, tidak enak bagi anda.

Sewaktu mahasiswa saya pernah membaca sebuah buku berjudul Pedogogy for the Oppress (Pendidikan bagi Kaum Tertindas) yang ditulis oleh Paulo Freire, peneliti Amerika Latin. Salah satu kalimat yang masih saya ingat sampai sekarang berbunyi, “Setiap orang pada dasarnya adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah.”

Tentu saja saya tidak setuju dengan kata-kata itu. Bagaimana tidak, saya mempunyai kriteria yang cukup tinggi mengenai seseorang yang pantas disebut guru. Seorang guru haruslah bisa digugu dan ditiru. Ia haruslah menjadi role model. Selain itu ia juga harus memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan saya sendiri, paling tidak ia menguasai sesuatu yang tidak saya kuasai.

Namun itu pendapat saya dahulu. Belakangan saya harus merevisi kembali pandangan itu. Pengalaman hidup justru mengajarkan pada saya bahwa pendapat Freire benar adanya. Saya belajar bukan hanya dari orang-orang yang saya hormati, melainkan justru dari orang-orang yang menyusahkan. Bahkan, pelajaran yang saya terima dari orang-orang yang menyusahkan jauh lebih powerful karena merasuk jauh kedalam pikiran dan sanubari saya.

Bilamana orang-orang baik memberikan pelajaran melalui pengalaman yang menyenangkan, maka orang-orang yang menyusahkan justru memberikan pengalaman yang pahit dan getir, sebuah pelajaran yang tak akan terlupakan sepanjang hidup kita.

Belakangan saya membaca sebuah buku yang menarik berjudul Thank You for Being Such A Pain karya Mark I Rosen. Buku ini makin memperkuat pendapat saya mengenai betapa pentingnya peranan yang dimainkan oleh orang-orang yang menyusahkan dalam hidup kita.

Pengalaman yang menyenangkan lebih mudah kita kupakan, karena hal itu tidak masuk terlalu dalam ke dalam memori kita atau bahkan kita menganggap sepele (taken for granted). Kalau bawahan melayani kita dengan sepenuh hati, kita mungkin berpikir bahwa itu sudah merupakan tugasnya. Kalau atasan kita ramah, baik hati dan mau mengerti, kita mungkin berpikir bahwa memang seperti itulah yang harus dilakukan seorang atasan. Kalau rekan kerja kita kooperatif, kita mungkin beragumentasi bahwa memang kewajiban setiap orang adalah saling membantu. Kalau pasangan hidup kita penuh perhatian, mungkin kita akan berpikir bahwa ini sudah merupakan hak kita. Bahwa kita memang berhak menerima perlakuan itu.

Kalau begitu, pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari orang-orang yang menyenangkan tersebut ? Mungkin ada, tetapi pasti tidak akan semendalam pelajaran dari pengalaman yang menyakitkan. Misalkan saja, ada seseorang yang menghina Anda, mengeluarkan kata-kata yang menyakiti Anda. Mudahkan Anda melupakannya ? Kemungkinan tidak. Biasanya kita malah memikirkan bagimana membalas sakit hati kita. Namun justru disinilah manfaat yang diberikan orang-orang ini. Mereka sebenarnya telah memberikan experential learning yang tidak akan mungkin kita lupakan, yaitu mengenai betapa sakit rasanya diperlakukan seperti itu.

Rasa sakit yang luar biasa ini sangat kita perlukan untuk membantu kita memahami perasaan yang akan dirasakan orang lain bila kita melakukan tindakan yang sama. Memahami lebih dari sekedar mengetahui. Kalau Anda mengetahui sesuatu, Anda belum paham karena Anda baru masuk ke ‘teorinya’, tapi kalau Anda sudah merasakannya, Anda akan memahami. Anda bahkan akan masuk ke alam kesadaran.

Saya pernah mempunyai atasan yang senang memaki-maki dan merendahkan harga diri orang lain. Namun, ia sangat berjasa kepada saya karena memberikan pelajaran mengenai betapa sakitnya diperlakukan demikian. Saya kemudian berjanji kepada diri sendiri untuk tidak akan pernah menyakiti dan merendahkan harga diri orang lain dalam situasi apa pun. Saya benar-benar sadar bahwa setiap orang ingin dianggap penting dan diperlakukan dengan penuh hormat.

Seorang teman yang suka menjelek-jelekkan saya di belakang juga telah menjadi guru besar saya. Ia telah menyadarkan saya akan pentingnya bersikap loyal terhadap orang yang tidak hadir (loyal to the absent). Tentu saja, saya sudah pernah mempelajari buruknya menggosipkan orang lain dari buku-buku, kitab suci ataupun beberapa pelatihan perilaku, tetapi pelajaran yang paling merasuk jiwa saya justru saya dapatkan dari kawan saya itu. Rasa sakit yang saya alami justru membuat saya ‘bersumpah’ untuk tidak akan pernah melakukan perilaku yang sama.

Karena itu alih-alih membenci orang ini, kita seharusnya malah berterimakasih kepada mereka. Berterima kasih disini bukan dalam pengertian sinisme. Melainkan berterima kasih secara tulus dan dari lubuk hati kita yang paling dalam. Bukankah hanya orang-orang ini yang berani mengambil resiko untuk menjadi orang yang tidak disukai ? Bukankah mereka telah mengajarkan kepada kita untuk menjadi jauh lebih baik dari hari ke hari ? Bukankah dengan pengalaman pahit yang mereka berikan, kita dapat tumbuh secara spiritual ? Bahkan dalam konteks yang lebih luas, orang-orang itu sebenarnya telah diutus oleh Tuhan untuk berjumpa dengan kita di dunia ini, dan mengajarkan sesuatu yang tak dapat diajarkan oleh kawan-kawan dan sahabat-sahabat kita yang lain.

Jadi, Sekarang ini, jumpai atau hubungi orang-orang yang sudah menyakitkan hati anda, dan berjabatan tangan dan ucapkan terima kasih yang tulus pada mereka, karena berkat mereka, anda mendapatkan suatu pelajaran yang paling berharga.

Hal ini sering membantu saya pribadi (anton huang). Saya merasa sangat termotivasi justru ketika saya mendapatkan ejekan-ejekan. Jadi beruntunglah anda yang pernah merasa terhina, diejek, anda ambil energinya dan pelajarannya, sehingga anda bisa sukses besar nantinya.

mengenal kesempurnaan manusia(1)

1. Tentang Kesempurnaan
Pengenalan Kesempurnaan

Untuk mengenal kesempurnaan apapun, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengenal substansi dan hakikat sesuatu tersebut, karena apabila hakikat sesuatu tidak menjadi jelas, maka mustahil ada kemungkinan untuk mengenal kesempurnaannya.

Tuhan Yang Maha Mengetahui mencipta beragam eksistensi berdasarkan hikmah-Nya. Dalam mekanisme penciptaan tersebut, masing-masing eksistensi memiliki karakteristik dan kecenderungan tertentu dengan fungsi dan manfaat dalam syarat-syarat yang tertentu pula, sedemikian sehingga tujuan khusus dari masing-masing mereka berbeda dari selainnya dan masing-masing mereka pasti akan melakukan aktifitasnya dalam ruang lingkup dan asas yang telah ditentukan oleh Tuhan. Demikian juga, menghilangkan batasan dan ruang lingkup aktifitas masing-masing perangkat eksistensi atau bahkan pemusnahan salah satu dari wujud mereka ini senantiasa akan diiringi dengan kerugian global yang tidak bisa tergantikan. Dan karena di alam eksistensi ini mustahil terjadi perulangan penciptaan, dan setiap batas dan bentuk dengan seluruh syarat-syarat wujudnya mempunyai karakteristik dan pengaruh yang khas, maka tujuan dari maujud masing-masing penciptaan sama sekali tidak akan bisa digantikan oleh selainnya. Dalam ilmu tasawuf dan irfan teoritis, masalah ini dituangkan dalam bentuk sebuah kaidah yang mengatakan bahwa perulangan dalam tajalli dan penampakan adalah mustahil.

Dari keempat poin di atas, yaitu 1. pengenalan kesempurnaan bergantung pada pengenalan substansi dan hakikat benda, 2. masing-masing eksistensi memiliki karakteristik, pengaruh dan manfaat tertentu dalam koridor syarat-syarat tertentu pula, 3. menghilangkan salah satu eksistensi dalam mekanisme penciptaan adalah mustahil dan akan menimbulkan kerusakan sistem, 4. pengulangan dalam penciptaan maujud-maujud tertentu adalah mustahil atau pengulangan dalam manifestasi adalah mustahil; akan bisa mengantarkan kita kepada pemahaman tentang mekanisme dan sistem penciptaan yang penuh dengan hikmah, agung, rapi dan teratur yang berujung pada dimensi yang menakjubkan akan kebesaran Sang Pencipta Alam Eksistensi.

Di bawah ini kami akan menganalisa dan mengkaji satu persatu dari keempat poin di atas:


1. Mengenal Kesempurnaan lewat Pengenalan Hakikat

Pengenalan kesempurnaan bergantung pada pengenalan hakikat, yaitu kita akan menemukan arah dan tujuan serta dimensi kesempurnaan wujud sesuatu sebatas kemampuan kita dalam mengenal hakikat dan esensinya. Pengetahuan manusia pun seluruhnya berputar mengelilingi tolok ukur ini, sedemikian sehingga setiap cabang ilmu hanya akan mengalami kemajuan dan perkembangan ketika telah mampu mengenal subyek-subyek yang ada di dalamnya secara mendetail dan telah mampu menemukan lebih banyak karakteristik dan keistimewaan serta pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya. Seorang ahli botani, selama dia belum mampu mengenali substansi sesuatu dan belum melakukan analisa dan eksperimen terhadap wujud sesuatu, maka dia tidak akan mampu menentukan khasiat dan karakteristik wujudnya dan memhami kesempurnaannya. Seseorang yang hingga saat ini tidak pernah melihat jeruk nipis dan tidak mengenal wujudnya, dia tidak akan mengetahui bahwa kesempurnaan jeruk nipis terletak pada keasamannya, semakin asam rasanya akan semakin sempurna keberadaan dan eksistensinya. Seseorang yang mengetahui substansi air, dia akan mengetahui bahwa paling sempurnanya air adalah yang tidak berasa, tidak berwarna, dan memiliki massa tertentu. Tentunya, terkadang pengenalan seperti ini diperoleh dari pengalaman berturut-turut dalam mengamati pengaruh-pengaruh suatu benda, dimana metodologi ini sama sekali tidak bertentangan dengan asumsi kami, karena dengan eksperimen terkadang esensi sesuatu dapat dikenali baik secara mutlak ataupun nisbi dan kemudian menentukan kesempurnaan dan tujuan wujudnya dengan berpijak pada pengenalan esensinya.


2. Performansi Khas Setiap Eksistensi

Setiap eksistensi di alam penciptaan mempunyai fungsi, manfaat, dan tanggung jawab khusus untuk melakukan suatu aktifitas dalam syarat-syarat yang tertentu. Kita mengetahui bahwa seekor kambing tidak akan terlahir dari seekor rubah dan biji kurma tidak akan pernah berbuah anggur, karena setiap wujud memiliki batasan, sifat, dan karakteristik khas yang membuatnya hanya bergerak dan beraktifitas pada batasan tertentu tersebut. Hal ini sedemikian sehingga ketika seorang ahli pertanian hendak memulai menanam bibit dan biji tertentu di lahan pertanian, pada awal tahapan itu juga dia telah mampu menggambarkan pekerjaan-pekerjaan yang akan dia hadapi pada sekian tahun yang akan datang, dia telah bisa menggambarkan keuntungannya, bentuk, dan kondisi buah serta panennya. Petani ini mengetahui tahapan pembibitan, penanaman, dan panennya, dan pengetahuannya ini tidak lain karena adanya pengenalan hakiki terhadap kesempurnaan wujud biji itu, hal ini terbukti dengan keberhasilan panen. Apabila pengetahuan ini tidak mendetail, maka tidak ada satu pekerjaanpun yang akan membawa ketenangan dalam kehidupan manusia dan tidak seorangpun akan rela melakukan suatu pekerjaan.

Jadi, kemudahan perputaran roda kehidupan masyarakat bergantung pada satu poin berikut bahwa seluruh pengaturan program-program kehidupan telah didesain berdasarkan fungsi dan peran penciptaan. Oleh karena itu, dengan mengenal manfaat setiap maujud berarti ia telah menetapkan asas usaha berdasarkan pengaturan di atas, yang hal ini akan mengantarakannya pada hasil yang sesuai. Sebagai misal, apabila seseorang menanam gandum akan tetapi yang keluar adalah padi, maka ketidakjelasan dan kebingungan yang muncul dari peristiwa ini sedemikian berat sehingga hal ini akan bisa mengakibatkan destruksi dan musnahnya generasi manusia pada masa yang akan datang.
3. Pemusnahan Salah Satu Ciptaan Menyebabkan Kekacauan

Penghapusan salah satu asas penciptaan atau pemusnahan salah satu wujud ciptaan niscaya akan menyebabkan kekacauan dan kehancuran mekanisme penciptaan. Mekanisme eksistensi merupakan satu realitas yang tunggal, dimana seluruh partikel-partikel dan anggota-anggota dalam mekanisme tersebut, beroperasi dan berjalan secara serasi, teratur, dan saling memberikan efek dan pengaruh, dan yang menakjubkan adalah bahwa seluruh realitas alam mengarah pada satu tujuan universal dan senantiasa mengalami kesatuan dan keterikatan alami.

Mengenai masalah ini, dalam filsafat Hikmah Muta'aliyah, Mulla Sadra menjelaskan bahwa alam eksistensi merupakan hakikat tunggal yang kemajemukan dan keberagamannya kembali kepada kemanunggalannya.[1] Alamah Thabathabai pada beberapa tempat dalam kitabnya al-Mizan menekankan tentang kesatuan alam eksistensi, keragaman aktifitas maujud, dan kesatuan tujuan dari majemuk eksistensi. Dari sini disimpulkan bahwa menghilangkan salah satu dari anggota eksistensi akan merusak sistem operasional global yang berlangsung pada seluruh eksistensi dan akan memicu ketidakseimbangan dalam seluruh dimensi mekanisme penciptaan. Tentunya menghapuskan salah satu realitas, fungsi, dan manfaat sesuatu dari alam eksistensi adalah berbeda dengan perubahan salah satu substansi menjadi substansi yang lain, dengan kata lain, kemungkinan terbakar dan musnahnya sebuah pohon adalah sangat mungkin terjadi, akan tetapi pohon yang telah terbakar itu tidak berarti bahwa ia telah menjadi tiada dan musnah dari alam wujud, melainkan ia hanya mengalami perubahan dari satu wujud ke wujud yang ain, dan persoalan ini secara normal terjadi pada seluruh maujud dan eksistensi alam. Yang mustahil terjadi adalah musnahnya satu satu eksistensi yakni keberadaannya terhapus dan hilang sama sekali dari mata rantai eksistensi, dan tidak mengalami perubahan ke dalam bentuk yang lain.

Beberapa waktu yang lalu pada salah satu negara barat, pihak pemerintah mengubah sebuah hutan menjadi sebuah jalan yang hal ini menjadi bahan aksi dan protes sekelompok ilmuwan, mereka mengatakan bahwa pemanfaatan yang tidak logis ini akan menyebabkan perubahan pada mekanisme ekosistim alam dan akan menciptakan lingkungan kehidupan yang tidak seimbang bagi generasi manusia mendatang. Demikian juga terdapat beberapa kelompok ilmuwan yang mengutarakan keberatannya ketika sekelompok lainnya hendak menciptakan obat-obatan untuk memusnahkan dan menghilangkan generasi nyamuk dan lalat dari alam eksistensi, para penentang mengatakan bahwa nyamuk dan lalat merupakan salah satu realitas penciptaan alam dan kita tidak boleh semudah itu untuk menghapuskannya.

Setelah melakukan beberapa kali pengkajian ulang, akhirnya mereka sampai pada kesimpulan penting berikut bahwa apabila hal ini dilaksanakan maka manusia akan kehilangan anggota inti mekanisme penyerbukan, karena fertilisasi dan penyerbukan pada sekelompok besar tumbuhan dilakukan oleh makhluk-makhluk kecil ini. Jadi, setiap eksistensi wujud yang berada di alam ini, masing-masing bergerak sesuai dengan arah, tujuan, fungsi, karakter, sifat, manfaat, dan kewajiban mereka, dan aktifitas mereka di alam natural ini begitu jelas dan bertujuan, yang hal ini telah tertetapkan sebelumnya. Jadi, sebenarnya mereka semua bergerak ke tujuan satu dengan langkah-langkah yang berbeda, jelas, dan rasional.


4. Kemustahilan Pengulangan Penciptaan Maujud Tertentu

Pernyataan ini mempunyai makna bahwa di alam mekanisme penciptaan eksistensi ini tidak diciptakan dua wujud yang memiliki sifat dan karakter yang mutlak sama. Dua helai daun dari sebuah pohon tidak akan pernah sama secara sempurna. Dua butir kacang, dua tangkai anggur, dua biji delima dalam sebuah delima, mustahil memiliki kesamaan secara mutlak, dan minimal mereka memiliki perbedaan pada ruang dan waktu. Pada poin ini, al-Quran mengisyarahkan dengan firman-Nya, "Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan".[2] Yakni setiap "detik" Tuhan memencarkan rahmat-Nya dan mencipta suatu realitas yang khusus.

Sebuah 'akibat' senantiasa mengikuti 'sebabnya', dengan ini setiap maujud merupakan hasil dan 'akibat' dari 'sebabnya' sendiri dan senantiasa mengikuti rangkaian kausalitas wujud, dan pada dasarnya 'akibat' yang khas merupakan intisari dari 'sebab' khas, dimana bentuk dan karakteristik wujud 'akibat' pun memiliki kekhususan sesuai dengan yang diciptakan oleh sebab yang khas pula, karena itu 'akibat' juga mempunyai fungsi, manfaat, dan kecenderungan tertentu. Jadi, jelaslah bahwa kondisi, waktu, dan tingkatan wujud setiap 'sebab-sebab' memiliki perbedaan satu sama lain, dengan demikian konsekuensinya adalah juga terjadi perbedaan alami pada masing-masing 'akibat' yang diwujudkan oleh 'sebab-sebab' tersebut. Sebagai contoh, setiap orang tua akan melahirkan anak, dan anak-anak yang kelak merupakan orang tua masa datang ini akan melahirkan anak-anak pula yang memiliki keistimewaan dan karakteristik tertentu yang berbeda dengan anak-anak lain. Atau setiap biji dan batang akan mengeluarkan buah sesuai dengan kondisi tanah dan iklim, dan setiap hasil dan buah akan mempunyai karakteristik dan keistimewaan tersendiri sesuai dengan tanah dan iklim dimana dia tumbuh.

Dari pendahuluan di atas, bisa dipahami dengan baik bahwa tingkat kesempurnaan setiap eksistensi terletak pada tujuan khas yang telah tertetapkan dalam perjalanan wujudnya secara alami. Dari sini, kesempurnaan setiap eksistensi bergantung pada tujuan dan maksud yang telah ditetapkan padanya dalam mekanisme alam penciptaan, dan mengimplementasikan tujuan pada batas yang sesuai tersebut merupakan suatu kesempurnaan bagi setiap realitas wujud dalam kesatuan majemuk eksistensi. Rasa dan bau obat-obatan penyembuh yang terdapat di dalam buah-buahan dan makanan bukan hanya tidak sesuai dengan selera manusia bahkan bisa menimbulkan ketidaksenangan dan phobia pada manusia.

Dengan demikian, pengaruh dari tujuan yang telah diatur pada beragam eksistensi alam sedemikian kuatnya sehingga masing-masing memiliki tanggung jawab dalam aktifitasnya sendiri tanpa menunggu pengaruh dari eksistensi lain. Bahkan apabila orang menyangka bahwa rasa obat-obatan yang pahit sebagaimana pengaruh dan efek rasa madu yang manis dan lezat, demikian juga menganggap rusa sebagaimana karakter singa, kambing dan rubah, berarti dia tidak memiliki informasi dan pengetahuan tentang mekanisme Ilahi yang sangat mendetail ini dan juga tidak memiliki ilmu terhadap aturan dan hukum dalam tingkatan eksistensi. Kebodohan semacam inilah yang telah menyebabkan persoalan 'kesempurnaan' menjadi sangat sulit dijelaskan bagi sebagian kelompok, sehingga mereka mengingkari kesempurnaan universal dalam mekanisme penciptaan atau menolak kesempurnaan masing-masing maujud atau mereka menggambarkan makna kesempurnaan secara universal kemudian membandingkannya dengan eksistensi-eksistensi partikular sehingga mendefenisikan kesempurnaan setiap maujud sebagai sesuatu yang relatif.


Relatifitas Kesempurnaan

Karena berpijak pada pandangan bahwa kesempurnaan itu bersifat mutlak dan umum, akhirnya mereka beranggapan bahwa apakah rasa asam bisa dikatakan sebagai sebuah kesempurnaan? Jawabannya adalah negatif, karena meskipun keasaman tersebut merupakan kesempurnaan pada jeruk nipis, akan tetapi pada banyak buah-buahan, asam dan kecut kadangkala merupakan cacat dan tidak sempurna. Demikian juga keganasan singa, meskipun bagi singa merupakan sebuah kesempurnaan, akan tetapi karakter keganasan bukan merupakan sifat kesempurnaan bagi kambing dan rusa. Kegemukan pada kambing merupakan kesempurnaan baginya akan tetapi pada kuda merupakan suatu ketidaksempurnaan. Jadi kesimpulannya, kesempurnaan secara mutlak merupakan suatu gambaran pikiran yang memiliki individu-individu di alam nyata, atau bisa dikatakan bahwa kesempurnaan itu sendiri (bukan gambaran dalam pikiran) berada di alam nyata dan bersifat nisbi.


Sebuah Kritikan dan Solusinya

Kritikan dan sanggahan ini muncul karena adanya anggapan bahwa kesempurnaan merupakan makna yang mutlak atau umum, sehingga mereka kemudian mencari makna mutlak tersebut di alam eksternal, akan tetapi tidak menemukannya. Dari sinilah kemudian mereka beranggapan tentang kesempurnaan bersifat relatif atau bersifat ideal. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa pada mekanisme alam eksistensi ini, kesempurnaan setiap maujud atau eksistensi mempunyai karakteristik dan batasan tertentu yang telah ditetapkan oleh perangkat penciptaan - sebagaimana yang telah kami katakan sebelumnya - dan akal sama sekali tidak akan menggambarkan lahirnya kesempurnaan khusus sebuah eksistensi dari eksistensi yang lain. Bahkan pada sistem alam eksistensi, keistimewaan dan karakteristik saling berbeda dan bisa jadi keistimewaan dan kesempurnaan yang sangat sesuai untuk sebuah eksistensi tertentu, merupakan ketidaksempurnaan dan aib bagi eksistensi yang lain. Jadi, pada mekanisme yang dinamakan sebagai mekanisme paling sempurna oleh al-Quran ini, sebagaimana fenomena-fenomena di alam eksistensi memiliki keragaman, maka kesempurnaan setiap sesuatu adalah berbeda dengan kesempurnaan-kesempurnaan maujud lainnya, dengan ungkapan lain, akar kesempurnaan dalam maujud-maujud di alam ini adalah berbeda dan beragam, bukan nisbi dan bertambah.


Definisi Kesempurnaan

Jadi, dalam bentuk sebuah kaidah bisa dikatakan sebagai berikut bahwa kesempurnaan setiap eksistensi dan maujud adalah mengaktualnya potensi-potensi khusus yang diletakkan oleh mekanisme alam penciptaan atasnya dan tidak adanya penyimpangan dan halangan pada perjalanan dan gerak menuju kesempurnaan dan pengaktualan potensi-potensi yang telah ditentukan untuk mereka.


2. Dimensi Kesempurnaan Manusia
Pendahuluan

Sebagaimana yang telah kami katakan, kesempurnaan setiap eksistensi harus ditemukan dalam mekanisme penciptaan wujud tersebut di alam. Untuk melakukan hal ini, pada langkah pertama harus dilakukan pengenalan terhadap eksistensi tersebut untuk menemukan kedudukannya dalam alam penciptaan, setelah itu dibutuhkan spesialisasi yang untuk mengetahui, memperkirakan, dan terakhir memberikan kesimpulan yang layak. Tentunya persoalan ini tidak bisa dilakukan dengan merujuk pada pendapat masyarakat umum, dengan misalnya bertanya siapakah manusia yang sempurna dan berhasil, atau merujuk pada adat istiadat dan peradaban yang ada pada setiap zaman dan menerima apa yang diterima oleh setiap zaman secara taklid buta.


Mengenal Kesempurnaan Manusia

Dengan memperhatikan pemikiran di atas, maka hal-hal yang diperlukan untuk mengenal kesempurnaan manusia, adalah:

1. Mengenal dimensi kesempurnaan manusia;

2. Menetapkan dimensi terbaik di antara seluruh dimensi wujud yang dimilik manusia;

3. Mencari kesempurnaan yang layak dari poin terbaik;

4. Menemukan metodologi pendidikan dan pembinaan untuk mengarahkan manusia menuju titik kesempurnaan tertinggi;

5. Cerdas dalam melangkah, mengenal, dan memilih jalan dan tarikat di antara jalan-jalan yang telah dikenali;

6. Menemukan derajat dan kedudukan yang harus diperoleh pada perjalanan menyempurna ini,

7. Memperoleh akhir kedudukan yang ditempuh oleh seorang pesuluk dan sampai pada titik akhir kesempurnaan.


Pencapaian Tujuan Tertinggi Manusia

Syarat pertama untuk melakukan perjalanan ke arah tujuan tertinggi manusia adalah melaksanakan ketujuh poin di atas, dimana ketiadaan perhatian pada salah satu atau meninggalkan seluruhnya akan menyebabkan kebingungan dan kesesatan bahkan pada perjalanan yang pertama.

Poin pertama, sebagaimana yang telah kami katakan sebelumnya, manusia merupakan sebuah majemuk dari seluruh tingkatan eksistensi dan merupakan contoh atau miniatur dari seluruh keberadaaan. Manusia yang paling sempurna akan memiliki seluruh kesempurnaan yang dimiliki oleh Sang Penciptanya.

Poin kedua, telah dikatakan bahwa dimensi terbaik dan terunggul yang dimiliki oleh manusia adalah dimensi non-materinya (akalnya) yang menyebabkan seluruh malaikat bersujud padanya.

Poin ketiga, kesempurnaan yang layak untuk kedudukan manusia ini adalah dia merupakan dan menjadi maujud yang terbaik dan paling sempurna di antara seluruh eksistensi, tidak menganggap dirinya kecil, rendah, dan tidak menjual dirinya untuk tingkatan yang lebih rendah seperti materi, melainkan memanfaatkan dan meletakkan seluruhnya sebagai alat dan wasilah dalam perjalanan menuju tingkatan tertinggi dan untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan paling sempurna.

Poin keempat, melewati dan meniti jalan yang diperintahkan oleh Tuhan yang telah ditetapkan oleh-Nya dengan diturunkannya agama Islam lewat Nabi dan Rasul-Nya. Dimana hal ini harus ia lakukan dengan menghiasi aspek lahir dan dimensi batin dengan mengamalkan perintah-perintah dan aturan-aturan Tuhan (baca: syariat) serta tidak melakukan perlawanan terhadap aturan-aturan Ilahi tersebut sekecil apapun, dan pada langkah pertama dia harus menegaskan dirinya untuk melaksanakan lima hukum (wajib, mushtahab, mubah, haram, dan makruh) dan berusaha untuk menyebarkan dan mendakwakannya.

Poin kelima, meletakkan setiap jejak dan langkahnya dalam mengikuti orang-orang yang shaleh dan berilmu, berjalan sendiri sangat besar kemungkinan untuk tersesat karena dia tidak mampu mengenali jalan yang hak dan benar, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Musa bin Ja'far as dalam salah satu haditsnya, "Binasalah orang yang tidak memiliki pembimbing yang membimbingnya" dan sebagaimana yang dikatakan oleh Amirul Mukminin Ali as, sebelum manusia mencapai tingkatan alim rabbani (orang yang mengenal Tuhan) dan mengetahui derajatnya, terlebih dahulu dia harus belajar untuk mendapatkan jalan keselamatan.

Poin keenam, mengetahui setiap tahap dari masing-masing derajat dan kedudukan spiritual, supaya dia tidak menghentikan langkahnya pada posisi yang telah didapatkannya, karena setiap kedudukan memiliki pengaruh yang sebegitu agung dan menakjubkan kadangkala hal ini memunculkan sangkaan pada seseorang bahwa dia telah sampai pada titik tertinggi dari kesempurnaan, sementara dia tidak mengetahui bahwa saat ini dia baru saja memulai perjalanannya yang begitu panjang. Salah satu persoalan yang paling urgen dalam melakukan perjalanan ke arah tujuan yang benar dan hakiki adalah terletak pada kesalahan dalam menentukan kedudukan dan derajat spiritual ini, yang tentu saja akan menyebabkan stagnasi dalam perjalanan ke tahapan selanjutnya. Pada tahapan ini, diharuskan ada seorang guru untuk membimbingnya ke derajat dan kedudukan tertinggi. Melakukan perjalanan spiritual seorang sendiri dengan tanpa guru sebagai pembimbing spiritual, kadangkala akan mengakibatkan perjalanan justru mengarah ke ambang kesesatan, kehilangan akal sehat, dan munculnya kebingungan. Apabila untuk melakukan perjalanan di alam ini saja kita harus mengetahui dan mengenal lintasannya, bagaimana mungkin kita akan bisa berjalan di alam transenden dan spiritual tanpa terlebih dahulu mengetahui dan mengenal lintasan perjalanannya dan tanpa adanya guru pembimbing?

Poin ketujuh, akhir dari derajat dan kedudukan manusia adalah perjalanan menuju ke Realitas Tak Terbatas, hal ini yang akan kami jelaskan secara panjang lebar pada bab mendatang.


Hakikat Insan dan Kesempurnaan Hakikinya

Faktor paling besar penyebab kesalahan dalam perjalanan manusia saat ini adalah ketidakjelasan dan ketiadaan perhatian terhadap hakikat manusia. Persoalan ini telah menyebabkan manusia meninggalkan fitrah yang benar dan terjerumus ke lembah kesesatan. Dalam keadaan seperti ini, kesalahan, kesesatan, dan keburukan telah termanifestasi dalam bentuk tujuan yang tinggi sedangkan tujuan asli dan hakiki mereka lupakan. Dalam keadaan ini, hawa nafsu dan khayalan kosong dari sekelompok pengikut kesesatan akan menempati arah dan tujuan yang sebenarnya. Jadi, para ulama yang akan duduk sebagai pemimpin kafilah manusia dan memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin masyarakat adalah penting bagi mereka untuk terlebih dahulu berpikir tentang hakikat manusia dan berusaha menentukan identitas hakiki manusia untuk mengetahui poin-poin kesempurnaan yang layak untuk mereka.

Manusia yang sifat dasarnya adalah dari malaikat dan ruh Ilahi, "Dan telah Aku tiupkan ke dalamnya ruh-Ku",[3] untuk apa mengarahkan dirinya pada suatu realitas yang bukan tujuan suci penciptaannya? Manusia yang Tuhan menyebut kedudukannya dengan firman-Nya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya",[4] tidak seharusnya menjadikan tempat tinggal abadinya di asfalus-safilin (paling rendahnya kedudukan), melainkan tempat terendah tersebut (baca: alam materi) harus dianggap sebagai batu loncatan menuju ke langit suci makrifat dan derajat tertinggi. Burung-burung angkasa yang sayapnya lebar yang tidak bisa tertampung dalam sebuah sangkar dan sarang manapun, sama sekali tidak layak terpenjara dalam sebuah sangkar yang sempit. Dia harus terbang bebas mengarungi angkasa, lautan, dan hutan-hutan.

Manusia yang kalbunya tidak dapat dipenuhi dan dipuaskan oleh realitas apapun, sehingga apabila planet bumi ini diserahkan kepadanya, ia tetap akan memikirkan untuk menguasai planet-planet lainnya, dan apabila telah menguasai seluruh alam, masih tetap memiliki keinginan untuk menguasai apa yang berada di luar alam, apakah dia akan merasa beruntung dan bahagia dengan hanya mengenyangkan perut dan syahwatnya? Tidak, sama sekali tidak demikian, apabila dia memiliki kapasitas wujud yang tidak terbatas, maka dia hanya layak untuk sesuatu yang juga tidak terbatas, dan kesempurnaan hakikat yang tak terbatas ini menuntut kehadiran realitas kesempurnaan yang tidak terbatas pula.

Ibarat di atas adalah kandungan dari ayat, "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram",[5] yang dengan beberapa penegasan mengatakan bahwa satu-satunya yang mampu menenangkan hati dan memberi ketentraman serta kepuasaan pada kalbu dan jiwa manusia tidak lain adalah Sang Penciptanya sendiri. Dalam sebuah hadits mulia dikatakan, jiwa mukmin adalah 'rumah' Tuhan, maka janganlah kalian menerima selain Tuhan di dalam rumah ini. Kesempurnaan yang layak untuk manusia adalah tidak melepaskan diri dari mengingat Tuhannya dan mencintai-Nya dengan setulus hati.


Para Nabi dan Rasul sebagai Pembimbing Kesempurnaan

Karena Tuhan mengajak manusia ke arah kesempurnaan-Nya dan menjaminnya keamanan, ketenangan, dan kehancuran dunia serta juga memberikan kemudahan untuk menggapai realitas alam malakuti, maka Dia menciptakan teladan-teladan suci berupa Nabi, Rasul, dan Ahlulbait dan mengajak seluruh manusia untuk berjalan bersama mereka dan meniti jalan yang mereka lalui, teladan-teladan suci tersebut diletakkan sebagai contoh dari kalangan manusia yang telah mampu mencapai derajat dan kedudukan manusia yang paling tinggi. Dalam keadaan ini, karena kita belum menjadi manusia sempurna adalah logis apabila segala gerak dan langkah kita sebagaimana gerak dan langkah para manusia sempurna tersebut, dan kita bergerak dan berjalan di bawah hidayah dan bimbingan mereka. Hal ini persis seperti keadaan orang buta yang melakukan perjalanannya dengan meletakkan tangannya pada genggaman orang yang tidak buta. Sudah pasti orang buta tersebut akan melangkah sebagaimana orang yang tidak buta, dia akan aman dari bahaya kebutaan, karena meskipun dia buta, akan tetapi gerak dan langkahnya bukan gerak dan langkah orang buta. Dalam lingkup tujuan yang sangat agung dan berharga inilah kemudian tercipta maktab suci Ilahi untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan keinginan mulia manusia, dan mengingatkan bahwa apabila keinginan hakiki manusia tidak diiringi dengan hidayah khusus dengan perantara para teladan suci dan manusia sempurna, maka kesempurnaan tertinggi dan tujuan suci penciptaan manusia tidak akan pernah tergapai dan terwujud.


Dosa, Penghalang Perjalanan Menyempurna

Almarhum Allamah Thabathabai ra sepakat bahwa melakukan maksiat dan dosa sekecil apapun, akan mampu menjadi penghalang bagi perjalanan memasuki medan makrifat Ilahi, dan mengetahui kewajiban berkenaan dengan perintah-perintah suci Ilahi adalah syarat awal menuju kesempurnaan dan langkah awal seorang pesuluk. Tentu saja puncak kesempurnaan ini tidak dapat dengan mudah diperoleh karena menuntut penjagaan ketat dan kehati-hatian sempurna. Almarhum Allamah dalam risalahnya al-Wilayah menukilkan bahwa gurunya, almarhum Ayatullah Sayyid Ali Qadhi Thabathabai, mengatakan bahwa para pertapa India yang hanya memakan sebutir kacang dalam setiap minggunya, tidak tidur pada hari-hari tertentu, berdiri di atas satu kaki dengan merentangkan kedua tangan dalam sehari semalam, atau hal ajaib lainnya, pada dasarnya mereka telah lari dari amanah dan tanggung jawab yang besar dan beralih pada hal-hal yang mudah. Tanggung jawab yang besar dan perbuatan yang mulia adalah dalam waktu selama 70 tahun sama sekali tidak berbohong, ghibah, riya, memandang perempuan non-mahram, dan lain-lain. Sebagian dari murid almarhum Ayatullah Ogho Rahim Arbab menukilkan bahwa beliau berkata, sejak umur lima belas tahun hingga sekarang, aku tidak pernah satu kali pun memandang perempuan non mahram.

Jadi, kemestian pengamalan seluruh kewajiban dan perintah Ilahi merupakan syarat pertama untuk memasuki wilayah suci Ilahi dan secara bertahap dia akan mengalami perluasan kapasitas wujudnya. Amirul Mukminin Ali as dalam kitab Nahjul Balaghah mengatakan, kalbu dan jiwa manusia merupakan wadah-wadah dan terbaiknya wadah adalah yang memiliki kapasitas yang terbanyak.

Program-program yang telah difirmankan oleh Tuhan untuk manusia dan tertuang di dalam agama suci Islam mengatakan bahwa badan materi merupakan sebuah eksistensi yang tidak abadi dan fana, maka jadikanlah badan-badan tersebut menjadi realitas ruhani dan Ilahi (yakni jiwa melesak ke alam tinggi malakuti), karena tidak mengikuti aturan-aturan Ilahi hanya akan menjadikan ruh menjadi realitas materi (yakni jiwa akan turun ke alam terendah materi). Kebodohan dan kejahilan yang tidak memberikan manfaat sedikitpun, lantas berperan dan berusaha dalam membumi hanguskan program-program Ilahi dan meletakkan segala sesuatu untuk berkhidmat kepada alam materi dan dunia, dan kejahilan ini dengan seluruh usahanya berupaya untuk menyimpangkan agama Islam supaya manusia-manusia malang terjebak dan terkubur dalam sifat dan prilaku hewan. Mereka menganggap bahwa tolok ukur kebahagiaan dan kesempurnaan manusia terletak pada motivasi-motivasi dalam memenuhi tuntutan syahwat dan perut, dan mereka tidak mengetahui sesuatu lebih dari hal itu.


Penyakit tanpa Rasa Sakit

Penyakit-penyakit tubuh terbagi menjadi dua kelompok, sebagian penyakit tubuh diikuti dengan rasa sakit yang tidak menyenangkan seperti penyakit pada sistem pencernaan atau infeksi-infeksi pada sistem-sistem organ yang diikuti dengan rasa sakit yang luar biasa pada anggota badan. Akan tetapi terdapat jenis penyakit lain yang mampu mengalami perkembangan sangat pesat di dalam tubuh manusia akan tetapi sama sekali tidak diikuti dengan rasa sakit, dan penderita penyakit semacam ini biasanya tidak mengetahui adanya kerusakan di dalam tubuhnya, seperti kejang yang terjadi pada pembuluh kapiler atau pengentalan darah yang timbulkan oleh sedimen bahan-bahan seperti lemak yang akan menekan jantung, hal ini secara bertahap dan tanpa diketahui oleh manusia akan mampu menghentikan detak jantung secara tiba-tiba dan hal ini berarti berakhirnya sebuah kehidupan.

Penyakit-penyakit ruh yang muncul karena tidak adanya kesempurnaan spiritual pun memiliki keadaan seperti tersebut di atas. Manusia tidak pernah merasakan adanya aib dan kekurangan di dalam dirinya karena dia telah terkekang dalam mekanisme materi. Dan karena manusia tidak mengetahui bahwa kecintaan atas materi tidak terhitung sebagai kesempurnaan dirinya, tidak bisa memuaskan fitrahnya, dan tidak bisa menjadi solusi bagi tuntutan potensi-potensinya, oleh karena itu dia sama sekali tak merasakan ketersiksaan sedikitpun. Dia hanya berpikir pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tabiat dan badannya dan dia tidak mengenal kebutuhan ruhani yang lebih tinggi dari itu. Orang-orang semacam ini tidak akan mendapatkan kesempurnaan hakiki, bersamaan dengan itu ia tak pula merasakan sakit dan kekurangan. Penyebab dari masalah ini adalah hati mereka sibuk, larut dan tenggelaman dalam lautan dunia materi. Al-Quran menamakan orang-orang semacam ini dengan orang-orang yang buta dan tuli dan saking tuli dan butanya sehingga dia tidak mengetahui penyakit yang diderita di dalam dirinya sendiri.

Akan tetapi ketika mereka melihat jarak yang begitu jauh dan penuh bahaya disertai dengan segala ketegangan dan ketakutan yang terjadi di alam akhirat, memahami bahwa dia tidak memiliki kendaraan dan alat untuk bergerak dan melihat betapa banyak nikmat-nikmat tak terbatas yang tercecer akan tetapi dia tidak mampu mengumpulkan dan memanfaatkannya, dan dia tidak mempersiapkan tempat tinggal dan kediaman abadi untuk dirinya, keadaan ini persis seperti seorang anak yang lahir dari ibu dan tidak memiliki mata, telinga, tangan, kaki, hidung, dan mata untuk melihat, mendengar, berjalan, bernapas, dan makan. Sebenarnya harus diketahui bahwa seluruh perintah dan aturan-aturan suci Tuhan hanyalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spiritual manusia di alam akhirat dan mempersiapkan kediaman abadinya.


3. Tahapan Akhir Kesempurnaan
Lintasan Gerak

Gerak manusia adalah ke arah realitas tak terbatas. Allamah Thabathabai ra dalam risalahnya al-Wilayah mengutarakan isyarah-isyarah yang diungkapkan oleh al-Quran dan hadits tentang tingkatan dan derajat akhir manusia ini. Pada risalah itu disinggung tentang lima tingkatan dan menentukan garis lintasan manusia:



Pertama: Hukum-hukum agama dan syariat suci Islam memiliki dimensi lahir dan batin;

Kedua: Mekanisme batin alam tidak berdasar pada mekanisme alam natural ini karena dia memiliki mekanisme tersendiri yang khusus dan tertentu;

Ketiga: Tidak ada sedikitpun keraguan bahwa para Nabi memiliki hubungan dan keterkaitan dengan batin alam ini;

Keempat: Pintu ke arah batin alam tersebut terbuka pula untuk umat manusia dan terdapat kemungkinan untuk melakukan hubungan dengan tingkatan dan derajat alam tersebut;

Kelima: Apa yang dicapai manusia dalam perjalanan suci ini adalah menggapai puncak kesempurnaan wujud.

Allamah Thabathabai ra pada masing-masing poin tersebut menyertakan juga sanad-sanad yang sesuai dari al-Quran dan hadits, bisa dikatakan bahwa risalah ini merupakan hasil karya yang sangat berharga pada kurun ini.

Almarhum Allamah pada poin keempat dari risalah tersebut mengatakan, "Sesungguhnya jalan paling dekat dan paling bermanfaat untuk bergerak ke arah kesempurnaan mutlak adalah perjalanan jiwa (seir anfusi)",[6] dengan makna bahwa pada lintasan ini, manusia sama sekali tidak akan bergelut dengan defenisi-defenisi dan pemikiran. Yang akan dihadapi hanyalah hakikat-hakikat wujud yang bisa ditemukan dalam jiwa manusia dimana hal ini akan menambah keluasan wujudnya. Pada topik ini, Allamah menyandarkannya pada salah satu ayat yang berbunyi, "… Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk …".[7]

Sedangkan pada poin kelima, beliau mengatakan,[8] "Manusia akan sampai pada suatu realitas dimana Tuhan akan menyingkap tabir dari mata-mata mereka dan meletakkan mereka pada golongan muqarribin (orang-orang yang didekatkan pada-Nya), Tuhan berfirman, "Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)",[9] dimana pada posisi ini mereka akan 'menyaksikan' alam-alam keberadaan yang tertinggi dimana merupakan sebuah lembaran dimana keberadaan dan segala sesuatu yang terjadi di alam itu telah tertulis dan terjaga dengan rapi. Juga manusia akan mengalami penyempurnaan hingga sampai pada sebuah derajat yang jauh dari jangkauan dan pengaruh setan, karena setan berkata, "Demi kekuasaan-Mu aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas (orang yang disucikan dan diikhlaskan) di antara mereka".[10]

Demikian juga akan sampai pada suatu tempat dimana mereka akan memperoleh balasan atas segala amal dan perbuatan sebagaimana manusia-manusia lainnya, dalam salah satu ayat-Nya berfirman, "Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan",[11] akan tetapi pada kelanjutan ayat tersebut Tuhan berfirman, "Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)."[12]

Imam Ali as dalam salah satu khutbahnya, mengatakan, "Ya Allah! Mata manakah yang akan mampu bertahan ketika berhadapan dengan pancaran cahaya dan kodrat-Mu, dan akal manakah yang mampu menggapai kodrat dan cahaya-Mu, kecuali mata yang telah tersibak dari tabir dan hijab yang membutakan."[13]

Imam Ali as dalam munajat Sya'baniyah juga menganjurkan kepada kita untuk memanjatkan doa kepada Allah Swt sebagai berikut, "Ya Allah! Terangkanlah mata hati kami untuk memandang kemuliaan-Mu supaya terbuka hijab-hijab yang ada di antara kami sehingga kami akan sampai kepada keagungan-Mu dan ruh-ruh kami bergantung pada seluruh kemuliaan suci-Mu."

Pada bagian yang lain, dari munajat yang sama, beliau bersabda, "Ya Allah! Sampaikanlah kami kepada cahaya kemuliaan dan cahaya menakjubkan yang Engkau miliki, sehingga kami mampu mengenal-Mu dan memalingkan wajah dari selain-Mu."

Allamah Thabathabai ra pada akhir risalahnya menyatakan, "Apabila kita berpikir dan bertadabbur dengan baik pada ayat-ayat dan hadits-hadits, maka akan kita temukan bahwa ternyata kita masih belum mendapatkan informasi sempurna tentang wilayah suci Ilahi dan apa yang akan mereka gapai dari kesempurnaan-kesempurnaan Ilahi tersebut, tak satupun ibarat dan ungkapan yang bisa digunakan untuk menceritakan secara utuh maqam, derajat dan kedudukannya sama sekali."[14]

Manusia merupakan satu-satunya eksistensi yang memiliki potensi dan kapasitas yang mampu meletakkan seluruh alam ini di dalam jiwa dan kalbunya, dan - sebagaimana yang telah kami katakana - apabila Allah menyebut seluruh alam dengan sebutan mikrokosmos dan dalam al-Quran memperkenalkan dunia dengan sebutan "sedikit" akan tetapi pada ayat lainnya menyebutnya sebagai sebuah "komoditi", dan mendefinisikannya sebagai sesuatu yang tidak berharga dan kecil, bukan disebabkan karena dunia ini memang tidak berharga dan kecil, melainkan karena kedudukan manusia yang besar, agung, dan sangat berharga, dan kapasitasnya yang sedemikian besar sehingga kalbunya merupakan arsy Ar-Rahman dan 'rumah' Tuhan, dimana pada salah satu hadits dikatakan, "Kalbu para mukmin merupakan tempat suci Tuhan" dan seluruh alam ini tidak berharga ketika berdampingan dengan realitas yang bisa menampung arsy Ilahi atau tempat suci Tuhan."[15]

Dari sinilah Amirul Mukminin Ali As mengatakan, "Perdagangan yang tidak beruntung adalah manusia yang menganggap dirinya memiliki nilai tertentu dan terbatas lalu dia menjual dirinya dengan nilai tersebut".[16] Perdagangan seperti ini hanya akan menghasilkan penyesalan tak terbatas. Betapa indahnya, apabila manusia mengetahui citra, hakikat, dan nilai dirinya, dan melakukan amal dan perbuatan sedemikian sehingga dia mampu menyibakkan tabir yang menutupinya dan menggapai kesempurnaan dirinya dengan penuh kebahagiaan.


4. Pendidikan dan Pertumbuhan Akhlak dalam Islam
Makna Pertumbuhan dan Pendidikan

Kata pendidikan mempunyai makna menghasilkan dan menambah. Sedangkan kata pertumbuhan memiliki makna menjadi sesuat yang lebih baik, berkembang, dan berproses menuju posisi yang lebih sempurna. Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan pembinaan - dalam proses pengajaran dan pendidikan - seorang manusia bukan berarti mengarahkan pertumbuhan badan dan menaikkan berat badannya, melainkan yang dimaksud adalah menyelamatkan manusia dari keterjebakan dalam dunia materi dan memberikan pemahaman akan arah dan tujuan yang lebih tinggi, lebih mulia, lebih agung, dan lebih sempurna dari sekedar memuaskan instink dan syahwat semacam makan, tidur, berpakaian dan kebutuhan jasmani lainnya.

Jelaslah bahwa di atas mekanisme jasmani manusia terdapat mekanisme lain yang berkedudukan lebih tinggi dan lebih suci, dimana struktur dan pondasi derajat tersebut berada pada salah satu tingkatan wujud yang terletak lebih tinggi dari alam materi.

Manusia yang berkedudukan tinggi dan suci bukanlah mereka yang lebih baik dalam hal makan, minum, tidur, dan kelebihan dalam fasilitas-fasilitas materi lainnya, melainkan apabila mereka hanya mencukupkan pada persoalan-persoalan ini, berarti mereka malah telah terjerembab dari derajat insaniah menuju derajat hewaniah, dan kemerosotan manusia yang semacam ini tidak bisa dianggap sebagai sebuah pertumbuhan atau kesempurnaan.

Hal ini sama artinya ketika kita menganggap alam eksistensi ini hanya sebatas alam materi - sebagaimana yang diungkapkan oleh kaum materialis - karena dengan anggapan seperti ini berarti proses menyempurna yang ada pada alam eksistensi sama sekali tidak bermakna. Meskipun mereka telah merasionalisasikan kemunculan makhluk-makhluk hidup bahkan manusia dan mengatakan apabila di dalam alam natural ditemukan makhluk hidup, maka sebenarnya unsur-unsur maujud di alam eksistensi akan terkomposisi dan terwujud dalam bentuk yang lebih rumit dan lebih mendetail. Dengan ungkapan lain, partikel atom alam ini tetap konstan dan permanen, akan tetapi kadangkala mereka saling berbaur dalam bentuk yang sederhana, dimana dalam keadaan ini akan muncul eksistensi yang sederhana pula seperti in-organik dan tumbuhan; terkadang pula, atom-atom ini berkomposisi dengan sangat rumit dimana akan menghasilkan spesis hewan. Jadi perbedaan antara katak dengan batu, bunga, dan tumbuhan hanya terletak pada komposisi partikel atom atau unsur-unsurnya dalam bentuk yang lebih rumit, dan apabila kemudian terwujud manusia, hal ini terjadi pula dengan cara yang sama yaitu karena pengaruh penggabungan unsur-unsur dan partikel-partikel atom alam ini sedemikian mendetail dan lebih rumit dari makhluk lainnya, dengan ini terbentuklah eksistensi yang menakjubkan berupa manusia, akan tetapi tetap saja berada dalam lingkup unsur-unsur pertama materi dan tidak keluar darinya, dan apabila seluruh maujud yang terdapat di alam ini dikembalikan semula dalam bentuk atom-atom, maka jumlah atom-atom tersebut niscaya akan tetap dan konstan, tidak terkurangi dan tidak pula bertambah.

Dari penjelasan di atas, secara pasti bisa dikatakan bahwa perspektif ini tidak sesuai dengan proses kesempurnaan maujud-maujud, dan bahkan pernyataan mereka tentang kesempurnaan dalam bentuk di atas tidak diterima oleh aliran filsafat manapun, karena perubahan dari satu materi ke materi yang lain tidak bisa dikatakan sebagai sebuah proses kesempurnaan, melainkan hanya sebuah rangkaian penjumlahan dan pembagian dimana pada satu kondisi akan menggabung dan pada kondisi lain akan memisah. Dengan ibarat lain, sekedar perubahan kondisi tidak bisa dikatakan sebagai kenaikan derajat sebuah maujud. Suatu gerak akan bisa dikatakan sebagai gerak ke arah kesempurnaan ketika ada hasil pada setiap lintasan perjalanan yang dilaluinya, dimana hasil itu sebelumnya tidak dimiliki dan sekarang mengalami pertambahan.

Ibnu Sina menganggap bahwa setiap gerak merupakan kesempurnaan awal, yaitu langkah pertama untuk mencapai segala yang dikehendaki ialah gerak, dimana manusia atau setiap maujud akan bergerak dan mengarah pada tujuan. Bila tujuan yang akan dicapai tidak ada, melainkan antara wujud awal dan wujud akhirnya adalah sama dan tidak ada satu hal baru yang dihasilkan, maka aksi-reaksi semacam ini tidak bisa dikatakan sebagai sebuah proses kesempurnaan.[bersambung]

Senin, 05 April 2010

Hidup adl anugrah

Hidup adalah anugerah
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke pangkuan-Nya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak tetapi tidak mendapatkannya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, ingatlah akan gelandangan yang tinggal dijalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh, ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyum di wajahmu dan berterimakasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

posted by L.U.P.I.N at 10:52 PM

<< Home
Contributors

* L U P I N
* L.U.P.I.N

Previous Posts

* Senyumlah
* Point of View
* Saya ingin seperti Ayah saya
* Mohon maaf lahir dan batin
* Aku Mencintaimu Karena Engkau Adalah Jalanku Untuk...
* Kasih dan Komitmen
* Cukup
* Wortel, Telur atau Kopi?
* Dirgahayu Indonesia ke 63 thn
* A Lesson from Maths

JALAN MENUJU CINTANYA

Jalan Menjadi Pencinta-Nya
Ada kalanya hidup tidak berjalan sebagaimana kita harapkan. Gelombang ujian dan cobaan seakan tak henti menerpa. Dari yang hanya membuat kita tertegun sejenak hingga yang menjadikan kita terkapar tak berdaya karenanya. Pedih dan getir pun menjadi rasa yang tertuai.

Saudaraku, yang perlu terus kita yakini bahwa getirnya hidup tidaklah menandakan rahmat Allah telah sirna. Perihnya cobaan, bukanlah isyarat bahwa kemurkaan Allah sedang menggelayuti kehidupan ini.

Sebaliknya, getir dan perihnya rasa yang kita alami itu, dapat menjadi tanda bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Karena ada dosa yang tidak bisa dihapuskan kecuali oleh rasa getir dan perih. Ada dosa yang tak terhapus hanya oleh air mata penyesalan. Ketika pedihnya terasa, disanalah dosa akan terampuni. Saat getirnya membuncah, disitulah kesucian akan tertuai. Hasilnya, hati pun menjadi tenang dan keberkahan hidup menjadi jaminan.

Atau bisa jadi, itu semua menjadi tanda bahwa kita sedang dipersiapkan untuk menerima nikmat yang lebih besar, yaitu menjadi kekasih Allah atau para pencinta-Nya. Dan untuk menjadi para pencinta-Nya, haruslah siap diuji. Itu adalah harga yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Sebuah keniscayaan yang telah menjadi sunatulllah-Nya.

Kita harus siap-siap digerinda, yang merupakan syarat untuk bisa dekat pada Allah. Gerindaan yang berbentuk ujian dan cobaan, akan terus-menerus menghampiri. Ia tidak akan hilang hingga segala karat-karat dosa kita, terkikis olehnya.

Seperti buah kelapa, untuk dapat diambil santannya, ia harus dijatuhkan terlebih dahulu dari pohonnya yang tinggi. Kemudian, kulitnya harus dikelupas dengan paksa hingga tak tersisa lagi. Setelah bersih, ia lalu dibelah menjadi beberapa bagian. Setelah itu, potongan-potongan kelapa tersebut lalu diparut hingga hancur dan hanya menyisakan ampasnya. Apakah telah selesai? Tentu saja belum, karena ampas kelapa itu akan diperas hingga keluarlah santan, yang disana manfaatnya baru terasa.

Begitu juga sifat dari cobaan dan ujian. Ia akan terus melumat dan menghancurkan segalanya, hingga yang tersisa adalah bagian-bagian dari diri kita yang secara kualitas, telah siap menjadi para pencinta-Nya.

Karena itu, saat gerinda telah datang, segeralah bertobat agar tak hanya pintu tobat yang terbuka, namun status menjadi pencinta-Nya pun akan menjadi milik kita. Tetapi bila gerinda itu belum tiba, jangan terlena olehnya. Tetaplah mendekatkan diri pada-Nya dengan selalu menempatkan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita.


----------sumber:cyberMQ.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

KEBIASAAN YG MERUSAK OTAK

Kebiasaan yg merusak otak

1. Tidak Sarapan Pagi
Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula Darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi
Kurang.

2. Makan Terlalu Banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat Berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada Dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan Menurun.

3. Merokok
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak Secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.

4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak
Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya Penyerapan protein Dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan
Gizi yang akan mengganggu perkembangan otak

5. Polusi Udara
Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak
Sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.

6. Kurang Tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat Dan memulihkan Kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan
Mempercepat kerusakan sel-sel otak.

7. Menutup kepala saat tidur
Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi Zat karbondioksida Dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat
Menimbulkan efek kerusakan pada otak.


8. Menggunakan pikiran saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran Kita saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak
Serta dapat merusak otak.

9. Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak Kita. Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak
Kita.

10. Jarang berkomunikasi
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan Kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi
Otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual Otak jadi kurang terlatih.

KISAH TELUR ELANG

Kisah Sang Elang
Seorang petani menemukan sebuah telur di sawahnya, dan ternyata telur yang ditemukannya itu adalah telur elang. Namun si petani tersebut tidak menyadarinya. Wah, lumayan nih dapet sebutir telur, bisa untuk tambahan menu makanan hari ini, pikir si petani. Sesampainya di rumah, petani tersebut urung melakukan niatnya, melihat bentuk telur itu yang agak besar dan berbeda dengan telur ayam biasanya. Akhirnya si petani tersebut menaruh telur elang tersebut di kandang seekor ayam betina di belakang rumahnya untuk di-erami.

Hari berganti hari, dan akhirnya telur elang itupun menetas bersama dengan telur-telur ayam lainnya. Masa kanak-kanak elang tersebut dihabiskan dengan anak-anak ayam yang lain. Dan akhirnya tingkah elang tersebut pun seperti layaknya ayam yang lain. Si anak elang menjalani kehidupannya seperti ayam, seperti yang dilakukan sang saudara tirinya, mencari cacing, bermain dengan ayam-ayam.

Hingga suatu saat dia melihat ada seekor elang terbang diatas mereka, sang anak elang pun terpana melihat elang tersebut terbang bebas diangkasa. “wah enak ya si elang bisa terbang bebas,” kata si anak elang tersebut. ”Jangan mimpi deh, kamu kan ayam ngga bisa terbang seperti mereka,” kata saudara tiri si elang.

Anak elang tumbuh dewasa. Badannya semakin tegar, sayapnya semakin kokoh, kuat paruhnya semakin tajam, dan kakinya semakin mencengkram. Tapi dia masih saja bertingkah seperti ayam. Dia tidak berani tuk mengepakkan sayapnya, hanya bersedih melihat dirinya berbeda dengan ayam-ayam lainnya dan hanya bisa memandang ke langit memperhatikan burung-burung lain yang terbang. Hingga akhirnya si elang itupun mati tanpa ia bisa mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi di angkasa.

—————————-

Sebuah pelajaran yang berharga dari cerita di atas. Tentang diibaratkannya diri kita adalah seekor elang yang sebetulnya mampu untuk terbang, melayang tinggi, dan bermain di angkasa. Hanya tinggal kemauan untuk mencoba mengepakkan sayap, maka kita akan bisa terbang bersama burung-burung yang lain dan malah bisa lebih tinggi kalau kita menyadari bahwa diri kita memiliki kelebihan dan kekuatan untuk melakukan hal itu.


Tapi sayang, kadang-kadang mental kita masih berada jauh dari impian, masih berkutat di dalam lingkungan yang sempit, kuno, dan tidak mau berubah seperti eleng tadi. Untuk keluar mencoba melakukan sesuatu hal yang baru masih belum bisa dan tidak berani melakukannya. Kita masih terkondisikan oleh lingkungan, tanpa mau tahu sebetulnya kita juga bisa menciptakan kondisi lingkungan.

Memang berat menjadi seekor elang di lingkungan ayam, karena memang sudah menjadi kebiasaan, menjadi sebuah tabiat, semua dilakukan atas asas tradisi. Tapi tidak ada salahnya tuk mencoba, tidak ada salahnya tuk bisa berubah. Hidup adalah sebuah alur yang tidak selalu lurus. Ia bergerak dinamis mengikuti arah perkembangan jaman.

Banyak rintangan dan hambatan menjadikan sebuah pelajaran buat kita tuk bisa menghadapinya. Kesabaran tuk belajar mengepakkan sayap secara perlahan-lahan tapi pasti akan menunjukkan jati diri bahwa kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah secara sempurna yang diberikan akal untuk berpikir, tuk bertahan hidup, dan juga tuk bisa merasakan setiap perbedaan dengan perubahan.

ALASAN NABI MENYUKAI KUCING

Alasan Nabi Sayang Sekali Terhadap Kucing, Fakta Ilmiah Bicara




Spoiler for Nabi dan kucing:

Agan-agan pasti sering denger kalau Nabi suka banget sama kucing,
tapi emg nabi sayang semua binatang dan mereka semua diperlakukan mulia.
Bnyk kisah2 ttg kucing (karena kucing memang binatang
yang banyak berkeliaran disekitar manusia).
Bahkan nabi juga memiliki kucing peliharaan

Stiap Nabi menerima tamu di rumah, nabi SELALU ngegendong mueeza (nama kucingnya) dan ditaruh dipahanya.
Salah satu sifat Mueeza yang paling nabi demen:
'Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah ngeongnya ky ngikutin lantunan suara adzan'

Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Terus, pernah juga nabi mau ngambil jubahnya, eh ada Muezza lagi bobo diatasnya.. Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri mueeza dari jubahnya supaya ga ngebangunin Muezza.

Pas Nabi pulang ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya.
Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan kucing itu

Spoiler for pertanyaaan:
Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis.
Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.

Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis?
Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Kesuperistimewaan dari KUCING

Spoiler for fakta2 ilmiah:
Spoiler for fakta 1:
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri.
Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.

Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.

Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.


Spoiler for fakta 2:

Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus.
Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.

Hasil yang didapatkan adalah:

1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.

Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba.
Liurnya bersih dan membersihkan.


Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang Kuman

Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing.
Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.

Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.

Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll)
Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tdk banyak berjemur dan tidak dekat2 dgn air.
Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.

Spoiler for fakta 3:

Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.


Sisa makanan kucing hukumnya suci.
Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.
Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum.
Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”
Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana.
Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur.
Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut.
Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing,
(HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).

Hadis ini diriwayatkari Malik, Ahmad, dan imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.

Spoiler for tambahan:

Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi..
dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan
selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress